Product level atau tingkatan produk adalah sebuah istilah yang digunakan untuk klasifikasi (membagi) suatu produk berdasarkan dengan manfaat atau fungsi dan kegunaannya.
Tujuan utama dari klasifikasi tingkatan produk ini adalah untuk memudahkan pihak perusahaan dalam urusan marketing, supaya semua strategi pemasaran bisa tersusun rapi dan tepat sasaran.
Tingkatan produk (product level) ini nantinya akan menghasilkan sebuah herarki yang akan menentukan positioning produk itu sendiri. Perlu kamu ketahui juga, kalau tingkatan produk ini sangat berbeda dengan product life cycle atau daur hidup produk.
Product Level
Sebagai contoh dari tingkatan produk yang paling sederhana adalah ketika kamu membeli sebuah smartphone. Fitur atau spesifikasi utama yang akan kamu cari adalah cerminan dari tingkatan produk tersebut.
Sebagian orang ada yang membeli sebuah smartphone hanya untuk kebutuhan telepon dan SMS saja. Ada juga yang membeli HP eksklusif Apple X misalnya, karena dia akan merasa dirinya keren ketika menggunakan brand terkenal itu.
Cerita di atas adalah suatu gambaran paling mudah dari yang namanya tingkatan produk alias product level.
Dalam artikel ini Mahatekno akan membahas lebih lengkap mengenai kluster-kluster dari product level. Untuk memudahkan gambarannya, di sini saya akan memakai analogi membeli sebuah rumah, ya!
Core Benefit

Core benefit adalah manfaat inti atau manfaat yang paling mendasar dari sebuah produk. Produk yang menggunakan strategi tingkatan produk di segmen core benefit, biasanya akan mempunyai segmen harga yang sangat kompetitif (bersaing).
Sebagai contohnya rumah, maka core benefit dari rumah adalah menawarkan sebuah hunian yang tampilannya standar (cukup layak untuk dihuni saja).
Dengan menggunakan strategi positioning seperti itu, maka sudah pasti harga rumah yang ditawarkan oleh perusahaan akan sangat kompetitif (bersaing) atau intinya murah & terjangkau.
Basic Product

Secara umum, basic product adalah sebuah core benefit yang dapat dipilih oleh calon pembeli. Intinya, sama-sama memiliki manfaat dasar, hanya saja ada pilihan lain atau alternatif yang ditawarkan oleh perusahaan kepada customer. Dalam hal ini juga, customer sudah dapat membandingkan mana produk yang mereka rasa lebih meyakinkan.
Jika kita analogikan dalam pembelian sebuah rumah, maka yang menjadi basic product-nya adalah rumah sederhana akan tetapi memiliki beberapa alternatif pilihan.
Pilihan di sini yang paling sering adalah lokasi. Contohnya ada sebuah perumahan yang menawarkan rumah dengan tipe dan ukuran yang sama, namun calon pembeli bisa memilih lokasi/area mana yang akan mereka pilih dan menurutnya nyaman untuk ditinggali.
Expected Product

Expected product adalah produk ekspektasi yang dilandasi dari keinginan atau imajinasi seseorang terhadap produk tersebut.
Jika kita sederhanakan lagi, expected product adalah basic product yang hampir sesuai atau hampir mendekati imajinasi atau harapan dari seorang customer.
Misalnya expected product dalam pembelian rumah adalah ketika seseorang membeli rumah hunian, orang tersebut tentunya membayangkan ukuran rumah, desain, fasilitas (interior & eksterior), serta lokasi rumah tersebut.
Dalam artian lain, expected product merupakan langkah seseorang (pemilik rumah) yang memulai merenovasi rumah standarnya menjadi rumah yang sesuai dengan imajinasi atau keinginannya, baik dalam segi jarak, ukuran, desain, ataupun lokasinya.
Augmented Product

Sedangkan augmented product adalah sebauah expected produk yang sudah ditambah nilai (value) lain guna membuat calon pembeli lebih tertarik untuk membeli produk tersebut.
Percaya atau tidak, bahwa produk yang kreatif dan inovatif itu akan memiliki nilai lebih di mata konsumen, ketimbang produk yang biasa-biasa saja (yang ada di pasaran).
Pasalnya, produk yang inovatif akan lebih menawarkan sesuatu yang up to date alias terlihat lebih fresh.
Baiklah, kita ambil contoh augmented dalam membli rumah yang mana fasilitas pendukungnya lebih daripada yang kita bayangkan sebelumnya.
Fasilitas yang lengkap, desain bangunan yang unik, atau ada sistem keamanan (security) yang menjamin adlaah salah satu gambaran dari augmented product untuk kelas rumah hunian.
Potential Product

Yang terakhir ada produk potensial atau istilah dalam dunia marketing disebut potential produk adalah produk yang akan berpotensi bagus di masa mendatang, baik dalam segi penjualan atau hal lainnya.
Produk yang memposisikan dalam kategori potential product tentunya akan lebih bergantung kepada bagaimana seorang marketing bisa membuat calon pembeli yakin bahwa produk tersebut bisa menjadi sebuah investasi untuk masa depan.
Contoh sederhananya adalah ketika seseorang atau kamu membeli sebuah rumah hunian dengan tujuan untuk investasi. Rumah yang dibeli tersebut diyakini akan bertambah nilai jualnya dimasa yang akan datang.
Kebanyakan rumah yang masuk ke dalam kategori potential product ini tidak langsung dihuni oleh si customer-nya.
20+ Contoh Kata Kata Untuk Mengajak Donasi Yang Menarik
Kata Kata Promosi Sekolah di Masa Pandemi (SD, SMP, SMA/SMK)
40+ Contoh Iklan Persuasif Beserta Kalimat Singkat (+Gambar)
24+ Contoh Iklan Sepatu Yang Menarik Perhatian Calon Pembeli
Pengertian Retailer dan Contoh Perusahaan Retail di Indonesia
Contoh Iklan Kue Ulang Tahun, Kering, Lebaran di Instagram
7 Tokoh Wirausahawan Dibidang Kerajinan Yang Sukses
Contoh Iklan Komersial dan Gambarnya Yang Menarik